Tugas UAS
ANALISIS
DETEKSI STRUKTUR
TULANG DAUN JAMBU MENGGUNAKAN CITRA NEGATIV
REZKY PUTRA PRATAMA 1115101321
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Banyuwangi
Jl. Jendral A. Yani No. 80 Telp. (0333)
417902, 7700669 Banyuwangi
ABSTRAK
Daun merupakan salah satu bagian
tanaman yang memiliki fitur yang khas sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pengolahan
citra digital. Proses pengenalan daun dapat diperoleh berdasarkan struktur daun tulang citra.struktur tulang merupakan komponen penting
dari daun tersebut. tulang
daun mempunyai struktur yang jarang bisa di lihat dengan jelas mata manusia. proses
penggalian informasi tulang daun
dari sebuah gambar.,maka di perlukan cara mengetahui struktur daun yaitu
menggukan citra digital.
Untuk mengetahui struktur tulang daun dibuat
suatu sistem untuk mensegmentasi dan membagi bagian pola garis tulang pada
daun,Metode untuk mengetahui struktur daun yaitu dengan cara menggunakan teknik
citra negatif, biner
dan citra brightness, Proses pengolahan diawali dengan melakukan
penangkapan citra dan diteruskan dengan melakukan proses-proses penambahan atau
pengurangan intensitas kecerahan, maupun penajaman citra dengan suatu nilai
menggunakan operasi dasar di pemograman MATLAB R2009a.
Dan hasil dari citra negatif adalah memperoleh hasil
yaitu mengetahui struktur tulang daun. Hasil dari
pengolahan citra akan ditunjukkan dengan adanya perubahan citra yang dihasilkan
dan perubahan histogram citra.
Kata kunci : struktur
daun, negative, matlab
1.
Pendahuluan
Tanaman
merupakan bagian paling penting dari kehidupan di muka bumi. Tanaman bermanfaat
sebagai pemasok oksigen untuk bernafas, sebagai bahan makanan, bahan bakar,
obat-obatan, kosmetik dan lebih banyak lagi. Proses pengelompokkan tanaman
dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi citra bentuk daun dari tanaman itu
sendiri. Cara pengambilan gambar daun dari tanaman tersebut, maka dapat
dilakukan langkah-langkah pengenalan pola daun dengan cara mengenali
karakteristik struktural daun seperti bentuk dan tekstur daun tersebut.
Tanaman jambu merupakan tanaman buah yang potensial
dikembangkan karena mempunyai tingkat keragaman genetik yang tinggi. Daun jambu
memiliki variasi dalam segi bentuk, ukuran dan warna daun, yang menunjukkan keragaman
genetik yang cukup luas. Struktur tulang daun sebagai salah satu fitur yang
dapat membedakan daun dari berbagai jenis tanaman, karena tulang daun memiliki
fitur yang unik pada setiap jenis tanaman. Penggolongan varietas jambu selama
ini dilakukan secara manual, sehingga dibutuhkan suatu aplikasi yang dapat
menggolongkan jenis jambu secara otomatis melalui serangkaian proses pengolahan
citra daun jambu. Proses pengenalan pola daun dapat dilakukan dengan mengenali
karakteristik struktural daun seperti bentuk dan tekstur sebuah daun.
Metode untuk melakukan pemrosesan terhadap citra
masukan dengan pemanfaatan teknik pengolahan citra digital dilakukan untuk
menganalisa karakteristik struktural daun. Perkembangan teknologi untuk teknik
pengolahan citra juga berkembang pesat. Berbagai teknik dikembangkan untuk
mempermudah pekerjaan manusia, baik sebagai pengolah citra, analis citra maupun
penggguna citra untuk berbagai tujuan dan keperluan. Seringkali citra yang
digunakan tidak dalam kondisi yang ideal untuk dikaji dikarenakan banyaknya
gangguan, dapat berupa bayangan, foto atau gambar kabur, kurang jelasnya
kenampakan obyek sehingga dapat menimbulkan masalah dan mempengaruhi hasil
interpelasi serta akan mempengaruhi analisa dan perencanaan yang akan dilakukan.
maka diperlukan berbagai teknik pengolahan citra untuk
memperoleh citra yang ideal. Salah satu teknik pengolahan citra yang biasa
dilakukan adalah deteksi struktur tulang daun. Deteksi struktur tulang daun
merupakan proses penggalian informasi struktur dari sebuah gambar. Hal ini
dianggap sebagai langkah dasar yang digunakan dalam sebagian besar aplikasi
pengolahan citra digital.. Banyak pendekatan telah digunakan untuk melakukan
deteksi struktur tulang pada sebuah
gambar.
Pada penelitian
ini akan dilakukan deteksi struktur daun jambu dengan menggunakan metode citra
negative ,biner dan grayscale . Proses perbandingan dilakukan untuk mengetahui hasil
deteksi strktur daun yang diperoleh.
Metode
-Tahap
pertama adalah menentukan citra input yang akan dijadikan sebagai bahan uji
coba.
-Tahap
kedua adalah melakukan konversi warna dari citra input menjadi grayscale. Hal
ini memiliki tujuan agar agar ada gelap terang dari struktur tulang daun.
-Tahap
ketiga adalah Brightness yaitu menentukan kecerahan dari citra tersebut.
-Tahap
keempat adalah melakukan citra negatif agar hasil dari citra tersebut kelihatan
struktur tulang daun tersebut.
-Tahap
kelima adalah melakukan pengamatan dan evaluasi pada citra output yang
dihasilkan sehingga akan dapat disimpulkan bagaimana pola struktur tulang daun
CITRA INPUT
|
Output Hasil
|
Convert Grayscale
|
Negative
|
Brightness
|
Citra Negative
Bahasan
Pada penelitian ini
dilakukkan beberapa tahapan meliputi tahap pemilihan data citra, proses dan deteksi struktur tulang
daun. serta akan
dijelaskan mengenai blok diagram dari algoritma yang digunakan dalam
penelitian, serta proses uji cobanya.
Blok
diagram
CITRA INPUT
|
Output Hasil
|
Convert Grayscale
|
Negative
|
Brightness
|
-Tahap pertama adalah menentukan citra
input yang akan dijadikan sebagai bahan uji coba. -Tahap kedua adalah melakukan
konversi warna dari citra input menjadi grayscale. Hal ini memiliki tujuan agar
agar ada gelap terang dari struktur tulang daun.
-Tahap ketiga adalah Brightness yaitu
menentukan kecerahan dari citra tersebut.
-Tahap keempat adalah melakukan citra
negatif agar hasil dari citra tersebut kelihatan struktur tulang daun tersebut.
-Tahap kelima adalah melakukan
pengamatan dan evaluasi pada citra output yang dihasilkan sehingga akan dapat
disimpulkan bagaimana pola struktur tulang daun
2.
Uji Coba
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari penelitian ini maka perlu dilakukan
uji coba, dimana dalam uji coba
ini akan digunakan citra grayscale, brightness dan negatif.
Citra input yang
digunakan ditunjukkan gambar berikut :
Citra
input
Citra
Brightness
Sebuah citra dilakukan proses brightness
dengan konstanta kecerahan bernilai negative akan tampak lebih gelap dari citra
asli. Untuk nilai konstanta kecerahan bernilai positif hasil dari proses
brightness akan tampak lebih cerah. Pada uji coba brightness dilakukan
pengurangan konstanta, sehingga hasilnya nmenjadi lebih gelap.
function [hasil] = brightness3()
citra=imread('E:\citra_mia\daun.jpg');
konstanta=50;
hasil=citra;
[m,n]=size(citra);
for x=1:m
for y=1:n;
hasil(x,y)=(citra(x,y)-konstanta);
end
end
subplot(1,2,1);imshow(citra);title('citra asal');
subplot(1,2,2);imshow(hasil);title('citra citra brightness');
end
RGB 2 GRAYSCALE
function [ RGB ] = RGB()
RGB = imread('E:\citra_mia\daun.jpg');
imshow(RGB)
I = rgb2gray(RGB);
figure
imshow(I)
end
Citra Negative
Gambar
citra negatif dari hasil uji coba
Coding negative
function [ ] = negative3()
i = imread('E:\citra_mia\daun.jpg');
j=imcomplement(i);
imshow(i), figure, imshow(j)
end
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Dapat
di simpulkan bahwa citra negatif dapat mengetahui sebuah garis kecil di dalam
piksel ,yang mungkin tidak bisa di lihat oleh mata karena kerapatan piksel dari
citra asal.
2.
Citra negatif
juga dapat mengelompokan batas kerapatan piksel dari gambar tersebut.
6. Saran
1.
Perlu dilakukan penelitian terhadap jenis deteksi struktur tulang selain dari ketiga jenis yang telah diujikan, kemudian
dibandingkan untuk memperoleh metode yang paling optimal.
2.
Perlu dilakukan penelitian dengan mengambil ciri selain bentuk struktur tulang daun daun, misalnya: deteksi
tepi, ukuran,
warna, kekasaran muka daun, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
T.Sutoyo, EdyMulyanto, Vincent, OkkyDwi,
WijanartoTeoriPengolahan Citra Digital, Andi- Udinus, Semarang, 2009
Komentar
Posting Komentar