METODE KEAMANAN JARINGAN NIRKABEL/WIRELESS INFRASTRUKTUR (HOTSPOT AREA) DI SMK NU AL AMNAN BANGOREJO
KARYA ILMIAH
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
METODE KEAMANAN JARINGAN NIRKABEL/WIRELESS
INFRASTRUKTUR (HOTSPOT AREA)
DI SMK NU AL AMNAN BANGOREJO
![]() |
Disusun Oleh :
HASAN
TOLABI
NIM
: 1116101347
Dosen Pembimbing: AGUS RIYONO, M.Pd.
STIKOM PGRI BANYUWANGI
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 80 Tukangkayu
Kec. Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi
2017
ABSTRAK
Seiring dengan
perkembangan zaman terutama di bidang teknologi informasi, kebutuhan akan akses
internet semakin meningkat. Dengan adanya Internet, berbagai informasi yang
dibutuhkan tersedia. Banyak manfaat dapat diperoleh dengan pemanfaatan Internet ini. Salah satunya pemanfaatan akses internet
di bidang pendidikan. Internet untuk mempermudah peroses kegiatan belajar
mengajar (KBM) di sekolah. Untuk itu supaya pemanfaatannya tepat guna
diperlukan infrastruktur dan Keamanan jaringan yang baik.
Dalam pembuatan keamanan
jaringan di SMK NU AL AMNAN menggunakan mikrotik untuk menejemen jaringannya. Karena
dengan menggunakan Mikrotik yang memiliki banyak fitur yang tersedia.
Fitur-fitur yang digunakan yaitu fitur Hotspot, sehingga siswa, guru, maupun
tenaga kependikan yang ingin mengakses jaringan sekolah harus memasukkan user
dan password terlebih dahulu. Khusus bagi siswa yang ingin mengakses internet
menggunakan user nama siswa dan passwordnya menggunakan Nomor Induk Siswa (NIS)
Maka dari itu diperlukan setting dan konfigurasi
mikrotik. Untuk setting dan konfigurasi mikrotik disini menggunakan Winbox yang
berbasis GUI (Graphical User Interface) yang lebih friendly dalam
pengoperasiannya. Dan juga menggunakan keamanan jaringan starndart perangkat
yaitu: WEP, WPA, WPA2-PSK
Kata
Kunci — Mikrotik, Hotspot, Jaringan Komputer, Keamanan
Jaringan
BAB I
Pendahuluan
Tidaklah asing lagi mendengar istilah ”Wireless”, kemajuan teknologi
yang sangat pesat memungkinkan peralatan – peralatan yang menggunakan teknologi
kabel digantikan dengan teknologi yang tidak menggunakan kabel seperti media frekuensi
radio. Wireless biasa disebut banyak orang sebagai media yang menghubungkan
antar device yang satu kedevice yang lain tanpa menggunakan kabel. Televisi,
radio, handphone, remote control, controller PS3, wireless mouse, dsb hanyalah
sebagian kecil alat-alat yang menggunakan teknologi wireless. Mungkin inilah
yang menjadikan istilah ”wireless” sangat populer dan cepat berkembang.
Penggunaan Teknologi wireless banyak digunakan untuk pengganti kabel - kabel LAN atau bahkan WAN dikarenakan
penggunaan wireless untuk kasus tertentu lebih efisien dan lebih hemat.
Contohnya saja, untuk jaringan LAN, sekarang banyak sekali terdapat ”Hotspot” atau area yang menggunakan media
wireless untuk koneksi ke internet, area Hotspot ini banyak sekali kita temukan
bahkan banyak yang menyediakan akses free hotspot agar semua orang dapat
menggunakan layanan ini secara gratis seperti di Universitas, Kafe, Mall,
Kantor, Sekolah Menengah dan bahkan tempat – tempat umum lainnya seperti tempat
rekreasi yang disediakan oleh jasa pihak ISP (Penyedia Jasa Layanan Internet)
dan Pemda.
Implementasi Wireless di warnet pun sudah mulai digunakan yaitu dengan
menggunakan Accest Point dan tidak lagi menggunakan kabel UTP dan Switch yang
tentunya akan merepotkan dalam instalasinya, apalagi jika di tempat tersebut
yang menggunakan banyak komputer, mungkin akan lebih efisien penggunaannya.
1.
Landasan Teori
1.1 Wireless
Wireless
menggunakan gelombang radio electromagnetic untuk berkomunikasi dengan
lainnya. Sebagai media transmisi menggantikan media kabel. Semakin jauh
jangkaun dari wireless maka sinyal dan kecepatan yang akan didapatkan diujung
akan semakin rendah. Wireless Fidelity adalah standar yang dibuat oleh
konsorsium perusahaan produsen peranti W-LAN yaitu Wireless Ethernet
Communications Alliance untuk mempromosikan kompatibilitas perangkat
802.11.
HotSpot
adalah definisi untuk daerah yang dilayani oleh satu Access Point Wireless LAN
standar 802.11a/b/g,n dimana pengguna (user) dapat masuk ke dalam Access Point secara
bebas dan mobile menggunakan perangkat sejenis notebook, PDA atau lainnya
(Deris Stiawan, Wireless Fundamental, Instalation & Implemetations, 2008).
1.2.
Infrastruktur
Modus infrastruktur atau yang disebut Basic Service Set
(BSS) adalah modus jaringan yang digunakan untuk menghubungkan wireless client
dengan jaringan kabel yang telah ada. (S’to, 2007 .Wireless Kung fu Networking & Hacking, hal 35). Adapun syarat untuk membangun jaringan
”infrastruktur” ini adalah dengan sebuah Accest point dan wireless client
adapter.
Sebuah Accesst point diibaratkan seperti hub/switch nya
wireless, jadi semua komputer client yang akan berkomunikasi ke komputer
lainnya akan melalui access point ini. Sebuah Access point dapat dihubungkan ke
dalam jaringan kabel yang telah ada karena umumnya AP menyediakan port UTP
untuk dihubungkan ke jaringan ethernet. Komputer – komputer yang terhubung ke
dalam jaringan ”BSS” ini harus menggunakan SSID (Service Set Identifier) yang
sama. SSID yaitu nama sebagai pengenal
jaringan hotspot.
1.3.
Mengapa Metode Authentikasi diperlukan pada jaringan
Hotspot
Metode
authentikasi merupakan suatu cara untuk mendukung keamanan di suatu jaringan, hal
ini dilakukan untuk mencegah ancaman yang datang dari seseorang yang mempunyai
keinginanmemperoleh akses ilegal ke dalam suatu jaringan hotspot. Oleh karena
itu, harusditentukan siapa saja yang diperbolehkan mempunyai akses legal ke
dalam sistem,
Ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penyusup, disini saya akan menjelaskan
sedikit tentang tujuan dari penyusup masuk ke dalam jaringan. Ini sangat
berguna dalam merencanakan sistem keamanan jaringan hotspot tersebut.
Beberapa tujuan para penyusup tersebut antara lain :
v
Pada
dasarnya hanya ingin tahu sistem dan data yang ada pada suatu jaringan komputer yang dijadikan sasaran. Penyusup
yang bertujuan seperti ini sering disebut dengan The Curius.
v
Membuat
sistem jaringan menjadi down, Penyusup yang mempunyai tujuan seperti ini
sering disebut sebagai The Malicious.
v
Berusaha
untuk menggunakan sumber daya di dalam sistem jaringan tersebutr.
v Penyusup
seperti ini sering disebut sebagai The High-Profile Intruder.
v
Ingin
tahu data apa saja yang ada di dalam jaringan tersebut untuk selanjutnya
v dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. Penyusup
seperti ini sering disebut sebagai The Competition.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Authentikasi
Jaringan hotspot wi-fi yang menggunakan media udara menyebabkan
banyak kelemahan di jaringan wireless hotspot jika dibandingkan penggunaan
jaringan kabel contohnya keamanan data yang dilewatkan diudara maupun masalah
interferensi. Masalah keamanan data ini timbul karena media udara adalah media
publik dimana siapapun orang bisa masuk ke dalamnya secara bebas.
Karena
jaringan wireless merupakan jaringan yang memiliki topologi terbuka, maka harus
lebih diperhatikan masalah keamanannya. Secara minimal, sekuritas dalam WLAN
menggunakan sistem SSID (Service Set Identifier), sedangkan untuk lebih aman,
digunakan metode enkripsi agar lalu lintas data tidak dapat dibaca oleh pihak
luar. Jenis authentikasi ada bermacam-macam, yaitu Open System, Shared Key,
WPA-PKS, WPA2 – PSK, dan
802.1X / EAP.
Keamanan pada jaringan wireless hotspot ini dimulai
dengan standar yang dikeluarkan ieee yaitu standar 802.11 lalu semakin
diperbaiki kelemahan nya dengan mengeluarkan standar – standar berikutnya. Standar
– standar tersebut memilki metode - metode authentikasi yang berbeda, seiring
dengan berkembangnya teknologi wireless.
2.2 Setting Authentication pada Access Point
Pada Access Point, cara setting Authentication juga
hampir sama dengan sistem operasi windows xp, cuma penamaan istilah nya saja
yang berbeda. Pada AP TP-Link, untuk memilih
tipe authentikasinya terdapat 2 pilihan yaitu Auto dan Shared Key. Pilihan ini terdapat pada bagian
”Advanced Wireless setting”.
Untuk pilihan Auto, berarti setingan di AP
menyesuaikan dengan setingan di komputer client jadi jika client menggunakan
Open System Authentication maka
otomatis AP juga memakai Open System
Authentication.
Sedangkan untuk pilihan Shared, berarti Access Point menggunakan “Shared Key Authentication” dan
dikomputer client juga harus memakai setting ini.
Secara Default, Access Point TP-Link menggunakan pilihan Auto, pada bebeapa AP
merek lain, pilihan menu “type authentication” ini tidak tersedia karena AP
akan secara otomatis mendeteksi setting dari client.
2. 3 WPA2 Pre-Shared Key (WPA2 Personal)
Setting
WPA Pre-Shared Key (WPA-PSK)

Gambar
1: Setting Security Mode WPA2-PSK pada AP
Pada
Security-Mode : WPA, Ada dua opsi enkripsi pada jenis ini,
yaitu TKIP dan AES. TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) menggunakan metode
enkripsi yang lebih aman dan juga menggunakan MIC (Message Integrity Code)
untuk melindungi jaringan dari serangan. Sedangkan AES (Advanced Encryption
System) menggunakan enkripsi 128-bit blok data secara simetris.
Untuk menggunakan WPA Pre-Shared Key, masukkan password
pada WPAShared Key dengan panjang karakter antara 8 sampai 63. Group Key
Renewal IntervalDiisi dengan nilai default yaitu 3600 seconds.
Mode
security ini sederhana untuk diakses dari sisi user, karena penggunaannya semudah
seperti login ke Windows atau account e-mail. Contohnya seperti
pada gambar dibawah.
Pada Wireless
Network Connection di komputer client akan muncul SSID SMK NU AL-AMNAN dengan
security WPA2-PSK.
Untuk melakukan koneksi, tekan tombol connect maka akan muncul

Gambar 2: Window
yang muncul ketika akan melakukan koneksi ke jaringan WPA2-PSK
Lalu isikan Network key pada AP tadi yaitu “wawawawa”.
Klik ”Connect” maka kita akan terkoneksi ke jaringan hotspot tersebut dan
secara otomatis setingan untuk AP tersebut tersimpan di windows xp, untuk
melihat setingan tersebut lihat di bagian ”Preferred network”.
Contoh penggunaan
mode ini, kita isi WPA Shared Key dengan password “smknualamnan” dan algoritma
TKIP sesuai dengan algoritma enkripsi di AP yaitu TKIP.
Kesimpulannya
Metode keamanan dan metode enkripsi harus sama antara AP dengan komputer client. Konfigurasi Hotspot di
Mikrotik
2.4. Konfigurasi Hotspot pada Mikrotik
Dalam melakukan konfigurasi hotspot Menggunakan
routerboard RB750, Ver ROS v6.32.2. Mengaplikasikan dalam jaringan kabel di port/ether5,
dan di distribusikan menggunakan WiFi access point terpisah. Jika
menggunakan interface wireless built-in routerboardnya, Anda tingal setup wlan
seperti contoh pada artikel saya sebelumnya Cara Setting WiFi Access Point Di Routerboard MikroTik, dan saat setup hotspot pilih
interface wlan tersebut.
Gambar 3:
Tampilan Interface Ethernet Mikrotik
Step 1 - Login ke winbox, klik Menu "IP > Hotspot" dalam contoh ini menggunakan Hotspot Wizard yang sudah disediakan agar menjadi lebih mudah, klik "Hotspot Setup"
Gambar 4.
Gambar Hotspot Setup
Step 2 - Pilih Interface/Port dalam routerboard Anda, contoh di artikel ini saya menggunakan ether5.
Gambar 5.
Pemilihan Local Address Hotspot
Step 3 - Input IP Address yang digunakan untuk jaringan hotspot mikrotik Anda, defaultnya 10.5.50.1/24.
Gambar 6: Menentukan IP Pool
Step 4 – Pada bagian ini masukan range IP Address yang akan di terima User. Defaultnya user akan mendapatkan IP Address 10.5.50.2 s/d 10.5.50.254.
Gambar 7. Pemilihan
sertifikat autentifikation
Step 5 - Klik Next
Gambar 8.
Address Untuk SMTP
Step 6 - Klik Next
Gambar 9. SNS
Server
Step 7 - Isi dengan nama lokal domain yang Anda inginkan. Nama domain ini yang akan muncul di address bar browser user Anda. Jadi misalnya jika user akan login, di address bar browser mereka akan terlihat.
."www.smknualamnan.sch.id”.
Gambar 10.
Pengaturan User dan Password Admin
Step 8 - Masukan username
dan password, biasanya di awal untuk login sang network admin.
Gambar 11.
Konfigurasi Hotspot sukses
Step 9 - Klik "OK", dan anda sudah berhasil mengaktifkan fitur hotspot mikrotik dalam jaringan Anda.
Test dengan komputer yang dimasukin ke jaringan hotspot agan di interface hotspotnya sudah ditentukan. Buka aplikasi browser kesayangan agan (firefox, chrome) trus buka misalnya detik.com, Jika sukses agan akan di redirect/diarahkan ke Login Page Hotspot Mikrotik.
Tampilan Halaman
Login Default

Gambar 12 : Tampilan Halaman Login
Defaut
2.5 Manajemen Hotspot User
5.1
User Profile
Untuk memberikan kebiijakan pada
username yang telah kita buat, bisa kita tentukan dengan User Profile. Dengan
kebutuhan kebijakan yang berbeda, maka pada contoh kasus ini kita akan membuat
satu user profile untuk masing-masing username.
Terdapat parameter-parameter yang bisa
digunakan untuk menentukan kebijakan untuk Hotspot Client pada User Profile.
Untuk beberapa kondisi , kebijakan tidak bisa langsung diatur pada User
Profile, tetapi harus dikombinasikan dengan Fitur yang lain.
5.2 Limitasi Bandwidth
Limitasi Bandwidth per user bisa
dilakukan langsung pada User Profile dengan mendefinisikan parameter Rate-Limit. Limitasi ini akan diberikan untuk
masing-masing User. Misalnya, jika kita tentukan rate-limit=512k/512k berarti untuk masing-masing Hotspot
Client yang menggunakan User Profile tersebut akan di-limit sebesar 512kbps.

Gambar 13.
Penganturan Kecapatan Ases
Akan tetapi pada contoh kasus ini,
akan diterapkan limitasi bandwidth share. Bandwidth 512k merupakan limitasi
total untuk semua Hotspot Client yang Login menggunakan username yang sama.
Untuk itu kita tidak bisa menentukan langsung pada user Profile tetapi harus
dikombinasikan dengan fitur Mangle, dan kemudian dibuatkan queue berdasar
penandaan packet dari mangle tersebut.
Pada User Profile terdapat parameter
yang bisa digunakan untuk menentukan Packet-Mark Mangle yang secara otomatis
akan digenerate pada saat Hotspot Client Login.
5.3 Filtering/Blocking
Sesuai rencana awal, username=Siswa
hanya diperbolehkan untuk aktifitas ke internet saja, Sedangkan untuk akses ke
router akan diblock. Kebijakan ini tidak bisa langsung diatur pada User
Profile, tetapi harus dikombinasikan dengan Firewall Filter.
Dalam pembuatan Firewall Filter
sebenarnya kita bisa langsung menggunakan src-addrress=IP Hotspot Client secara
manual, tetapi konfigurasi ini terdapat kemungkinan tidak sesuai harapan ketika
IP yang sudah didefinisikan, terpasang / diberikan ke Client yang lain oleh
Hotspot System.
Maka untuk kasus ini, digunakan
parameter Incoming-Filter pada User-Profile barulah kemudian dikombinasikan
dengan Firewall Filter.
5.4 Pengaturan User-Profile=SISWA

Penentuan Nama Profile

Gambar 14. Konfigurasi User Profil
Untuk Siswa
Shared-Users digunakan untuk menentukan berapa
banyak user yang bisa Login dengan username yang sama dalam waktu bersamaan.
·
Address-List : Pada saat Hotspot Client sudah
Login , IP akan di masukkan pada address-list dengan nama yang sudah ditentukan
·
Incoming-Filter : Nama Chain Firewall Filter baru
untuk traffic yang masuk dari Client. Dibuat secara otomatis ketika Hotspot
Client Login. Dibutuhkan action Jump dari built-in chain ke chain=hotspot
·
Incoming-Packet-Mark : Nama/penandaan packet yang masuk
dari Client. Berfungsi sama dengan Mangle Mark-Packet dengan src-address IP
Hotspot Client.
·
Outgoing-Packet-Mark : Nama/penandaan packet yang keluar
ke Client. Berfungsi sama dengan Mangle Mark-Packet dengan dst-address IP
Hotspot Client.
5.5. Pengaturan User Siswa
Dalam
pengaturan user siswa ini, siswa hanya bisa menggunakan satu akun saja. Untuk
susernya menggunkan nama siswa dan untuk paswordnya nenggunakan Nomor Induk
Siswa (NIS).
5.6 Bandwidth Manajemen
Pada
contoh kasus ini, akan digunakan Queue Tree dengan penandaan Packet-Mark yang
dibuat otomatis oleh Hotspot-User Profile. Penandaan Paket yang dilakukan oleh
User-Profile tidak berada pada built-in chain yang ada pada Mangle, melainkan pada chain=hotspot yang
dibuat otomatis. Oleh karena itu agar metode ini bekerja perlu dibuat Mangle
dengan action=jump dari Built-In ke chain=hotspot.


Gambar 15. Menejemen Bandwidth
Setelah ada Hotspot Client
yang Login maka otomatis akan terdapat rule mangle mark-packet baru yang
ditambahkan otomatis oleh User-Profile yang sudah kita buat sebelumnya

Gambar 16.
Mangle
Dari Mangle tersebut kita
bisa membuat limitasi menggunakan Queue-Tree. Konsep yang akan diterapkan
adalah Bandwidth Share. Baik antar Client dengan username yang sama atau
kelompok Client dengan username yang berbeda. Konsep ini akan kita set dengan
model Staged Limitation.
5.5 Tentukan Parent Total Bandwidth.
Langkah pertama, lakukan
konfigurasi untuk menentukan total bandwidth yang ada pada jaringan kita.
Contoh disini menggunakan Bandwidth maksimal 1Mbps.

Gambar 17.
Parent Total Bandwidth
Selanjutnya tentukan limitasi untuk
Guru dan Siswa sebagai child dari Parent Total Bandwidth yang dibuat
sebelumnya.
Dosen memiliki garansi bandwidth 512k dengan up-to:1Mbps, maka bisa dilakukan konfigurasi seperti berikut
Dosen memiliki garansi bandwidth 512k dengan up-to:1Mbps, maka bisa dilakukan konfigurasi seperti berikut

Gambar 18. PCQ
Pada contoh tersebut menggunakan PCQ
untuk queue type nya, digunakan untuk membagi bandwidth per user yang
menggunakan username=guru
Pengaturan yang sama juga harus dilakukan untuk username=Siswa, hanya berbeda limit-at dan max-limit nya. Siswa dibuat maksimal 512k untuk semua client dengan username=Siswa
Pengaturan yang sama juga harus dilakukan untuk username=Siswa, hanya berbeda limit-at dan max-limit nya. Siswa dibuat maksimal 512k untuk semua client dengan username=Siswa
Hasil akhirnya seperti berikut

Gambar 19. Queue Tree
5.6.
Filtering
Dari
konsep awal, Siswa tidak diijinkan untuk akses ke Router, baik
ping,winbox,ssh,dsb. Sebelumnya sudah kita tentukan pada User-Profile Siswa,
bahwa ketika Client Login, maka akan dibuat chain baru dengan nama Siswa-in.
Chain ini bukan pada chain utama, sehingga perlu dibuat jump ke chain hotspot dari Built-In chain. Baru setelah itu kita gunakan Chain=Siswa-in untuk melakukan blocking traffic dari Client ke arah Router
Chain ini bukan pada chain utama, sehingga perlu dibuat jump ke chain hotspot dari Built-In chain. Baru setelah itu kita gunakan Chain=Siswa-in untuk melakukan blocking traffic dari Client ke arah Router

Gambar 20.
Blocking Traffic
Dengan kombinasi konfigurasi seperti
contoh tersebut kita akan lebih mudah dan fleksible dalam melakukan manajemen
jaringan Hotspot.
6. Modifikasi Tampilan Login Hotspot
untuk mengubahnya, kita
akan memodifikasi script dari file login.html. File tersebut dapat kita
download terlebih dahulu dari router, baik menggunakan FTP (Linux dan Mac OS)
atau cukup 'Drag
& Drop' untuk Windows OS.

Gambar 21. File
List

Gambar 22. File
Zilla Utility
Setelah kita download,
kita bisa melakukan editing pada script tersebut menggunakan Text Editor.
Karena script tersebut menggunakan file HTML, maka setidaknya kita sudah
familiar dengan bahasa HTML.

Gambar 23.
Tampilan Notepad ++
Nah, setelah kita
melakukan modifikasi terhadap script tersebut, kita upload kembali ke router.
Caranya pun juga sama seperti kita men-download, bisa memakai FTP atau 'Drag
& Drop' (Windows). Dan salah satu contoh tampilan sederhana yang kita buat
adalah seperti tampilan berikut.

Gambar 24 Halaman
Login Hasil Modifikasi
7. Hasil Pengujian
Setelah semua konfigurasi selesai, pada tahapan ini dilakukan
pengujian-pengijian. Untuk melakukan pengujian tersebut kita bisa menggunakan
PC ( personal Komputer), Laptop, Nerbook Maupun menggunakan smart phone.
Berikut ini
Gamaran hasi pengujian yang telah dilakukan.
SEBELUM KONFIGURASI
|
SETELAH KONFIGURASI
|
1.
Masuk Ke dalam Jaringan
![]() |
1.
Masuk Ke dalam Jaringan
![]() |
2.
Halaman Login
![]() |
2.
Halaman Login
![]() |
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Open System Authentication lebih baik daripada Shared Key Authentication
bila di implentasikan dengan benar. Karena Shared
Key Authentication meminjam WEP
Key pada saat Client meminta izin untuk melakukan koneksi. Pada saat AP
mengirim sebuah string acak kepada computer client dapat dengan mudah di lihat
oleh hacker, demikian juga hasil enkripsi yang dikirimkan kembali dari client
ke AP sehingga Hacker bisa mengcrack WEP
Key.
Solusinya lebih baik untuk menggunakan Open
System Authentication yang disertai dengan Enkripsi agar hacker tidak
mendapatkan contoh plaintext beserta ciphertext (hasil enkripsi dari WEP Key).
2.
untuk melakukan koneksi ke Jaringan Hotspot apabila SSID
nya tersembunyi (Hidden SSID). maka bisa
mensetting Authentikasi nya pada windows XP , bila Setingan tersebut sesuai
dengan setingan di AP, maka client akan otomatis terkoneksi.
3.
Banyaknya wireless LAN yang aktif dengan konfigurasi
default akan memudahkan para hacker dapat memanfaatkan jaringan tersebut secara
ilegal. Konfigurasi default dari tiap vendor perangkat wireless sebaiknya
dirubah settingnya sehingga keamanan akses terhadap wifi tersebut lebih baik.
Keamanan jaringan Wireless dapat ditingkatkan dengan cara tidak hanya
menggunakan salah satu cara mensetting yang sudah dibahas diatas, tetapi dapat
menggunakan kombinasi beberapa teknik sehingga keamanan lebih terjamin.
4.
Standar Authentikasi pada WPA terdapat 2 yakni WPA
Personal (WPA-PSK), dan WPA Enterprise / WPA RADIUS (802.1X).
Untuk solusi kemanan wireless yang lebih aman dapat
menggunakan WPA2 Radius dengan Metode Enkripsi yang paling tinggi yaitu AES.
5.
WEP, WPA, dan WPA2
bukanlah algoritma enkripsi.
berikut rangkuman Standarisasi, Authentikasi, metode –
metode yang digunakan serta Enkripsi yang digunakan nya untuk lebih memahaminya.
3.2. Pengembangan
ke Depan
Kedepannya perlu adanya pengambangan
ke arah yang lebih baik lagi dan dibuat inovasi kreatif. Seperti user dan
password siswa bisa digunakan untuk keperluan keperluan yang dapat menunjang
kegiatan belajar mengajar. Bukan hanya untuk login keinternet saja. Bisa
dikembangkan untuk melihat biaya administrasi siswa, melihat jadwal pelajaran,
mengambil soal ujian baik itu soal mid semester maupun semester ganjil dan
semester genap. Atau juga melihat nilai Raport belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=138
https://www.mikrotikindo.blogspot.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Nirkabel
Komentar
Posting Komentar