JURNAL ILMIAH
Jurnal Ilmiah
Pengembangan Sistem Database Terpadu
Berbasis Web Untuk Penyediaan Layanan
Informasi Website Desa
Penyusun
NAMA : MUHAMMAD LUTHFI EFRIAN
NIM :
116101328
ANGKATAN :
2016/2017
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER
BANYUWANGI
2017
Abstract
Village Information Service is a
very important role in creating transparency of village information to be
conveyed to the public at large. It is closely related to data storage medium
called a database. Bengkalis district government strongly encourages each
village to have a web page that serves as a media in conveying information to
the wider community as well as be able to submit a program of activities and
the realization of the budget environment of the village administration.
Moreover, the existence of the village website can also be used to promote the
potential of every village widely. For that, it needs the development of
integrated web-based database system for the provision of information services
of the village. The database is built based on the design of database
conceptual, logical and physical by taking into account the criteria in the
design database. The database design is continued with the creation of websites
village as an integrated database testing, in this case the data is used as an
example is data sungai alam villages and rural districts meskom bengkalis.
Integrated database system is able to accommodate more than one village data in
a database so that it can make recommendations to the district to collect data
from every rural village and data storage can be performed optimally.
Keywords—
Desain system, database integrated development, village
information service
Intisari—Layanan
informasi desa sangat berperan penting dalam menciptakan transparansi informasi
desa untuk disampaikan kepada masyarakat secara luas. Hal tersebut erat kaitannya dengan media
penyimpanan data yang disebut dengan database. pemerintah Kabupaten Bengkalis
sangat mendorong setiap desa untuk memiliki halaman website yang berfungsi
sebagai media dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat secara luas serta
dapat dapat menyampaikan program kegiatan maupun realisasi penggunaan anggaran
dilingkungan pemerintahan desa. Selain itu, keberadaan website desa juga dapat
dimanfaatkan untuk mempromosikan potensi yang dimiliki oleh setiap desa secara
luas. Untuk itu, perlu pengembangan sistem database terpadu berbasis web untuk
penyediaan layanan informasi desa. Database tersebut dibangun berdasarkan
rancangan database konseptual, logical dan pisikal dengan memperhatikan
kriteria dalam perancangan database. Perancangan database tersebut dilanjutkan
dengan pembuatan website desa sebagai bentuk pengujian database terpadu, dalam
hal ini data yang dijadikan contoh adalah data desa sungaialam dan desa meskom
kabupaten bengkalis. Sistem database terpadu mampu menampung data desa lebih
dari satu dalam satu database sehingga hal ini dapat memberikan rekomendasi
bagi pihak kecamatan untuk mengumpulkan data dari setiap desa yang ada dan
penyimpanan data dapat dilakukan secara optimal.
Kata
Kunci—Desain Sistem, Pengembangan database terpadu, layanan informasi desa.
I. PENDAHULUAN
Layanan informasi desa melalui website
merupakan salah satu cara bagi pemerintah desa dalam menyampaikan informasi
kepada seluruh perangkat desa, masyarakat, organisasi desa dan
komunitas-komunitas yang ada didesa dengan cepat dan mudah. selain itu,
masyarakat juga dapat memberikan masukan kepada pemerintah desa melalui layanan
informasi desa untuk pengembangan desa kearah yang lebih baik [9]. Penerapan
layanan informasi sangat bermanfaat bagi pemerintah desa dalam mengumpulkan
kelengkapan data dan mendokumentasikan semua dokumen dengan baik sehingga hal
tersebut berdampak pada kinerja pemerintah desa untuk melayani masyarakat
dengan cepat dan mudah [10]. Ada beberapa faktor yang menentukan dalam
keberhasilan e-Government dalam layanan administrasi desa berbasis informasi
dan teknologi (IT) yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana;
Kelembagaan; Anggaran; Pelayanan IT dan Standard Layanan Administrasi
Desa/Kelurahan [3]
Pemerintah Kabupaten Bengkalis mendorong
setiap desa untuk memiliki halaman websiteuntuk mempermudah masyarakat dalam
mengetahui secara luas program dan kegiatan, maupun realisasi anggaran
dilingkungan pemerintahan desa. Selain itu, keberadaan website dapat
dimanfaatkan untuk mempromosikan potensi yang dimiliki oleh desa. Meskipun
sejauh ini belum seluruh desa di Kabupaten Bengkalis memiliki website, namun
bagi desa yang sudah memiliki akses jaringan internet menjadi suatu kewajiban
untuk memiliki website sebagai sarana berbagi informasi kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil survei di Kabupaten Bengkalis beberapa desa sudah
memanfaatkan website sebagai media informasi dan layanan desa. Namun, secara
teknologi penyimpanan data (database) masih berdiri sendiri pada masing-masing
website desa. Hal tersebut dapat menimbulkan beberapa permasalahan yaitu, 1) data setiap desa tidak
terintegrasi, 2) memerlukan biaya operasional cukup memadai, 3) sumber daya
manusia (SDM) bidang komputer setiap desa terbatas, 4) sulitnya untuk melakukan
pengumpulan data desa yang dibutuhkan oleh pemerintah tingkat kecamatan secara
real time dan up-to-date [4]. Pemanfaatan database terintegrasi sangat penting
untuk dikembangkan dalam pemerintahan [6]. Hal ini, berdampak pada penyajian
data, informasi secara cepat dan akurat [11].
Penelitian ini bertujuan untuk
pengembangan sistem database terpadu berbasis web menggunakan model prototype
pada pemerintahan desa. Database terpadu tersebut dapat menghasilkan informasi
profil desa, grafik monografi, dan rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam
mempermudah pengelolaan informasi desa ditingkat kecamatan.
II. TINJAUANPUSTAKA
A.
Sistem Database Terpadu
Sistem database terpadu (database
integrated system) merupakan media penyimpanan data secara terpusat [5], yang
digunakan untuk mengelola data dan informasi [2]. sistem terpadu dapat
melakukan penyimpanan data secara lengkap kedalam database sehingga berdampak
pada penyajian data, informasi dengan cepat dan akurat dalam mendapatkan
kembali informasi tersebut. Sistem terpadu berfungsi sebagai sarana atau media
penyimpanan data dan informasi yang memiliki keserderhanaan, kehandalan dan
portabilitas yang tinggi. Oleh sebab itu, sistem terpadu dapat meningkatkan
jaminan ketersediaan data, mendokumentasikan data pada sebuah sistem serta
mempermudah pencarian informasi yang dibutuhkan oleh pengguna [11].Sistem
database terpadu memiliki keunggulan yaitu [1] :
1. Integritas
data lebih maksimal dan redundansi data dapat diminimalkan, sehingga data
menjadi akurat dan konsisten dalam meningkatkan keandalan data.
2. Keamanan
data lebih terjaga.
3. Pelestarian
data akan menjadi lebih baik karena pengelola dilakukan terpusat.
4. Pengguna
lebih mudah untuk mendapatkan data dan informasi karena kesederhanaan dalam
desain database tunggal.
5. Portabilitas
data dan administrasi database secara umum lebih mudah.
6. Efektifivas
penggunaan daya listrik, sumber daya manusia dan biaya pemeliharaan sistem
database dapat dioptimalkan.
7. Semua
informasi dapat diakses pada saat yang sama dari lokasi yang berbeda.
.
B. Kualitas
Layanan Informasi
Penyampaian informasi yang efektif dapat
memberikan kontribusi terhadap layanan informasi yangberdampak terhadap
kualitas informasi [12].Informasi yang berkualitas ditinjau dari 2 aspek yaitu
efesinsi dan efektifitas dimana efesiensi dipengaruhi oleh variabel input,
sedangkan efektivitas berdasarkan sistem output yang dihasilkan. Kedua aspek
tersebut dapat meningkatkan kinerja sistem dalam menghasilkan informasi yang
berkualitas [7]. Keterkaitan antara efesiensi dan efektifitas sistem dalam
menghasilkan informasi yang berkualitas.
C. Model
Prototype
Model prototypemerupakan salah satu
metode pengembangan perangkat lunak dimana antara pengembangan dan pelanggan
dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Pengembang dapat
bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan sedangkan pelanggan dapat
mengetahui apa yang diharapkan. Hal ini, dapat menghemat waktu dalam
pengembangan system dan penerapan system menjadi lebih muda. Tahapan
pengembangan model prototypemeliputi mendengarkan pengguna,membangun,
memperbaiki system, melakukan uji coba sistem kepada pengguna, dan melakukan
pengendalian system.Model prototypemempu melakukan komunikasi yang baik antara
pengembang dengan pelanggan dalam pengembangan sebuah sistem [13].Siklus
pengembagan sistem menggunakan model prototype.
III.METODEPENELITIAN
Metode pengembangan sistem database
terpadu menggunakan pendekatan prototype. Penelitian diawali dengan melakukan
identifikasi masalah, pengumpulan data, analisa kebutuhan sistem database terpadu,
desain sistem menggunakan UML, desain database, desain user interface website
desa, dan melakukan pengujian. Data diambil menggunakan metode observasi,
wawancaram dan studi pustaka.
Tahapan pengambangan sistem database terpadu menggunakan
pendekatanprototypeberbasis web meliputi :
1. Mendengarkan
kebutuhan pengguna.
Pada tahap ini dilakukan analisa kebutuhan sistem di desa
sungai alam dan desa meskom dengan cara mendengarkan kebutuhan layanan
informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat serta mengumpulkan data
profil seperti data sambutan, sejarah, struktur organisasi, perangkat desa,
visi misi, informasi mengenai kelembagaan (pemberdayaan masyarakat, lembaga
adat, PKK, Bumdes, dan karang taruna), informasi monografi (data umum,
kependudukan, sarana prasarana, kewenangan, keuangan dan data bencana),
informasi peraturan, berita, daftar kegiatan, potensi, galeri, buku tamu, dan
informasi kependudukan yang ditampilkan dalam bentuk grafik seperti grafik
kependudukan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan. Data tersebut
dikumpul melalui hasil observasi dan wawancara bersama kepala desa. Dimana,
data tersebut sebagai acuan dalam menyusun fungsional database. Selanjutnya,
data tersebut dikumpulkan untuk dapat digunakan sebagai tahap perancangan
sistem.
2. Membangun
dan memperbaiki sistem.
Setelah data terkumpul sesuai kebutuhan desa, maka
dilanjutkan dengan membuat usulan sistem layanan informasi berbasis web dan
merancang database terpadu. Database terpadu dibangun menggunakan MySQL dengan
memperhatikan rancangan konseptual, logical dan fisikal. Sementara untuk
pembuatan website desa menggunakan bahasa pemograman PHP. Database dan website
desa yang sudah kembangkan disampaikan kepada pemerintah desa sehingga apabila
terjadi perbaikan database dapat disesuaikan dengan kebutuhan fungsional
database.
3. Melakukan
uji coba sistem kepada pengguna, dan melakukan pengendalian sistem.
Rancangan database terpadu dan website desa yang sudah
selesai dikembangkan akan diuji pada desa sungai alam dan desa meskom untuk
mengetahui apakah database terpadu dan website layanan informasi desa dapat
berfungsi dengan baik dan sesuai kebutuhan desa. Untuk mengoptimalkan
penggunaan layanan informasi desa
tersebut dibutuhkan admin untuk melakukan pengendalian
atau monitoring terhadap database dan website desa secara berkala sehingga
dapat dipastikan bahwa layanan tersebut dapat berjalan dengan maksimal.
IV. HASILDANPEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian ini menghasilkan
prototypedatabase terpadu berbasis webuntuk penyediaan informasi website desa.
Prototype database terpadu dapat menghasilkan informasi layanan desa secara
terpusat yaitu 1). informasi profile desa meliputi sambutan, sejarah, struktur
organisasi, perangkat desa dan visi misi desa. 2) informasi mengenai
kelembagaan meliputi pemberdayaan masyarakat, lembaga adat, PKK, BUMDES, karang
taruna dan lembaga lain, 3) informasi monografi meliputi data umum,
kependudukan, sarana dan prasarana, kewenangan, keuangan dan data bencana, dan 4) informasi direktori
meliputi peraturan, berita, daftar kegiatan, potensi, galeri dan buku tamu, 5)
informasi monografi dalam bentuk grafik. Selain itum sistem database dapat
menampung lebih dari satu data desa yang menghasilkan layanan informasi melalui
website desa.
B.
Pembahasan
1.
Kebutuhan Fungsional Sistem
Kebutuhan fungsional dalam pengembangan sistem database
terpadu meliputi yaitu :
a. Sistem
dapat melakukan registrasi operator desa
b. Sistem
dapat melakukan login untuk kebutuhan operator desa
c. Sistem
dapat melakukan setup biodata desa
d. Sistem
dapat melakukan input, update, dan menghapus data profil desa
e. Sistem
dapat melihat daftar buku tamu yang diinput oleh masyarakat desa dan memberikan
persetujuan untuk publish terhadap informasi tersebut.
f. Sistem
dapat melihat daftar poling pada setiap desa.
g. Sistem
dapat memberikan informasi kepada masyarakat desa.
h. Sistem
dapat memberikan kesempatan kepada masayarakat desa untuk melakukan input buku
tamu yang bertujuan untuk memberikan saran dan masukan.
i.
Sistem dapat memberikan kesempatan kepada
masyarakat dalam mengevaluasi website melalui poling yang tersedia.
j.
Sistem dapat memberikan akses penuh kepada
pengelola website (Operator Desa).
k. Sistem
dapat memberikan akses kepada super admin dalam melakukan login sistem,
instalasi website desa (hosting), pengelolaan database terpadu dan website desa
serta dapat melihat perkembangan informasi setiap desa.
2.
Use Case Diagram
Aktor yang terlibat terdiri dari tiga
aktor yaitu super admin (Tim IT), Operator desa, dan masyarakat (pengunjung).
3.
Arsitektur Layanan Informasi Desa
Arsitektur penyediaan layanan informasi
website desa secara online terdiri dari beberapa komponen yaituuser device,
process (web server, web browser, service provider and programming language)
dan user desa dalam mengintegrasikan aplikasi dalam sebuah sistem.
4.Implementasi Penyediaan Layanan Informasi Desa Secara
Online
Hasil perancangan interface untuk
website desa yang tergabung dalam prototype pengembangan database terpadu dapat
digunakan oleh banyak desa sebagai media penyimpanan, penyampaian data dan
informasi serta promosi desa kepada masyarakat desa baik skala daerah dan
nasional.
Gambar 10. Menunjukkan menu pada halaman
utama website layanan informasi desa yang terdiri dari menu home, profil,
kelembagaan, monografi dan direktori. Dimana, masing-masing menu memiliki sub
menu yang mempunyai fungsi yang berbeda sebagai contoh pada menu profil
menampilkan sub menu tentang sambutan kepala desa, sejarah, struktur organisasi,
perangkat desa dan visi misi. Begitu juga halnya dengan menu kelembagaan,
monografi dan direktori.
V. KESIMPULAN
Sistem database terpadu dapat menampung
semua informasi masing-masing desa. Pada database tersebut yang membedakan
dengan database desa lain pada pengaturan pengguna database yang menyesuaikan
dengan kebutuhan secara keseluruhan. Adapun bagian yang terlibat pada sistem
database terpadu tersebut seperti operator desa, masyarakat dan pengelola
database. Sistem database terpadu tersebut dapat membantu setiap desa untuk
memiliki halaman website yang menampilkan informasi profile desa seperti
sambutan, sejarah, struktur organisasi, perangkat desa, visi misi, informasi
mengenai kelembagaan (pemberdayaan masyarakat, lembaga adat, PKK, Bumdes, dan
karang taruna), informasi monografi (data umum, kependudukan, sarana prasarana,
kewenangan, keuangan dan data bencana), informasi peraturan, berita, daftar
kegiatan, potensi, galeri, buku tamu, dan informasi dalam bentuk grafik kepada
masyarakat secara luas dalam rangka mewujudkan pemerintah desa yang transparan
serta dapat mengotimalkan penyampaian informasi kepada pengguna secara efisien
dan efektif.
Daftar Pustaka
[1]
Connolly. T dan Begg. C., (2010), Database System A Practical
Approuch to Design, Implementation, and mangement, Pearson.
[2]
Garth R. B., Vichet H, Kenneth S. K.,
Michael O., Craig W.,Olga E., Igor T., Tatiana T., Kim D. P., Donna R. M., dan
Terence D. M., 2014, Gene: a gene-centered information resource at NCBI,
Nucleic Acids Research, Vol. 43, Database issue.
[3]
Gil-Garcıa, J.R, dan Pardo, T.A, 2005, E-Government
success factors: Mapping practical tools to theoretical foundations,
Geovernment Information Quarterly, 0740-624X.
[4]
Kasmawi dan Mansur, 2016, Analisa dan
Desain Sistem untuk Layanan Informasi Website Desa, SNIT 2016, ISSN :
2303-2790.
[5]
Luna B.R., Novak, M., Carr. H.M., Tinker. T,M., Black.
A., Caselle. E.J., Hoban. M., Malone. D., dan Iles. A,. (2014), An Online
Database for informing ecological network model, PLOS ONE, October 2014 Volume
9.
[6]
Nurnawati, E.K., Ermawati, dan Ardyrusmaryya, D.,
2016, Pemanfaatan basis data terintegrasi pada sistem informasi perangkat
bergerak, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sain & Teknologi (SNAST),
Yogyakarta. ISSN: 1979-911X.
[7]
Moody, L.D., (2003), Evaluating the Quality of
Information Models : Empirical Testing of a Conseptual Model Quality
Framework,IEEE. 0-76951877-X/03.
[8]
Mohammad, Y, (2012),
E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Informasi,
Jurnal Ilmiah Faristek, Vol. 2, No. 1.
[9]
Muzid, S. dan Latifah, N., 2015, Pengembangan sistem layanan informasi
desa (SILISA) terintegrasi berbasis SMS gateway, Prosiding SNATIF Ke – 2, ISBN:
978-602-1180-21-1.
[10]
Sulistyowati, F., dan Dibyorin, C.R., 2013,
Partisipasi warga terhadap sistem informasi desa, Jurnal Komunikasi ASPOKOM,
Volume 2, Nomor 1, hlm. 579-587.
[11]
Sukamto, Sulistyo, W., dan Suyanto, B., 2012, Sistem
terpadu rekam medic rumah sakit dengan smart card, Jurnal Informatika Vol 6,
No. 1.
[12]
Thong, L.Y,J., dan Yap, S.C,. (1996), Information
System Effectiviness : A User Statisfaction Approach, informaticm Processing
& Management, Vol. 32, No. 5, pp. 601-610.
[13]
Pressman, R.S. (2002), Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan
Praktisi (Buku Satu), Andi, Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar